Duh…Flu Burung Ternyata Dulu Sepertinya Terlalu Dibesar-besarkan…

Mungkin masih belum hilang ingatan kita bagaimana pada tahun 2003 seluruh dunia seperti dikejutkan oleh berita yang dikeluarkan oleh WHO (World Health Organization). Bagaimana tidak mengejutkan, tingkat fatal penyakit flu musiman tercatat hanya 0,1% mengakibatkan kematian. Ini ditemukan adanya virus influenza yang ditulari oleh unggas yang memiliki tingkat fatal hingga 59%. Dari 587 kasus yang ditemukan, 346 meninggal.  Ya itulah virus H5N1 yang mengerikan itu. 
H5N1 yang sebelumnya hanya dikenal sebagai virus yang menyerang unggas dan mengakibatkan jutaan unggas mati di seluruh dunia, sebelumnya dipercaya jarang menyerang manusia. Kecuali kasus-kasus tertentu seperti yang ditemui di Thailand dimana pelatih sabung ayam diketahui terkena virus ini karena seringnya memberikan pernapasan dari mulut ke mulut dengan jago kesayangannya.
Berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus ini. Di Indonesia, tidak terhitung berapa banyak peternak harus merelakan unggasnya dihabisi karena ditemukan adanya virus ini. Mungkin di seluruh dunia jumlah unggas yang dibinasakan lebih banyak daripada jumlah unggas yang mati karena virus ini. Kita tidak tahu bukan ? karena datanya mungkin tidak ada.
Terlepas dari hiruk pikuknya seluruh dunia mencoba untuk mengatasi virus ini, tidak sedikit juga ilmuwan mempertanyakan jumlah kasus yang secara resmi diakui WHO tersebut. Bagaimana kalau ternyata jumlah orang yang terjangkit ternyata jauh lebih besar dari jumlah tersebut. Bagaimana tidak kebanyakan yang terjangkit berasal dari negara berkembang seperti China, Thailand, Indonesia, dan Mesir.  Bagaimana apabila sebagian besar yang terjangkit malah tidak pernah sama sekali ke dokter ? Bagaimana kalau ternyata mereka yang terjangkit jumlahnya jauh lebih banyak dan ternyata mereka sembuh ?. Maksudnya bagaimana 346 meninggal dibandingkan dengan 10.000 yang terjangkit atau ratusan ribu yang terjangkit atau bahkan jutaan yang terjangkit. Sudah tidak menakutkan lagi bukan ? Nah lho !!!. 
Kemarin CNN Health, Time Healthland, dan berbagai media surat kabar terkenal di Amerika mengulas sebuah paper yang diterbitkan di mingguan Science mengenai virus H5N1 ini. Time Healthland menuliskan judulnya "Bird Flu : More Common, Less Deadly than We Thought ?", CNN Health malah menulis begini : "Study : Bird Flu Death Rate May Be Overblown."
Kenapa Time dan CNN berani menuliskan ulasan ini ? Karena paper tersebut ditulis oleh Dr. Peter Palese, seorang profesor dalam bidang Mikrobiologi, Medicine dan Penyakit Menular yang saat ini mengelola labnya di Mount Sinai School of Medicine di New York. Beliau merupakan pakar yang selalu menjadi acuan ilmuwan dari berbagai belahan dunia termasuk juga paper-papernya mengenai Avian Influenza. Menurut Sciencewatch.com, sampai tahun 2009, sudah 86 paper ditulis oleh beliau khususnya dalam bidang Mikrobiologi. Riset beliau mengenai Avian Influenza pun sudah dilakukan sepuluh tahunan. Jadi paper yang ditulis oleh ilmuwan dengan reputasi beliau tentunya tidak diragukan lagi.
Apa yang ditulis dalam paper tersebut penulis belum membacanya langsung tapi seperti yang kami kutip dari medicinenet.com, paper tersebut menyebutkan bahwa ternyata jutaan manusia terjangkit H5N1 dan sebagian besar yang terjangkit tidak mengakibatkan mereka sakit secara fatal. Hasil penelitian Dr. Peter juga menekankan bahwa H5N1 tidak mematikan pada manusia seperti kebanyakan kita takutkan selama ini. 

Comments

Popular posts from this blog

9 Desain Gadget Unik

Jika tokoh ikonik masa lalu menggunakan Instagram

kepincut Android FUjitsu kembangkan Aplikasi KHusus